MABRURNEWS - Arab Saudi diketahui telah mengeluarkan kebijakan yang membolehkan ibadah umrah dengan berbagai jenis visa termasuk visa wisata hingga visa kunjungan. Kabijakan ini juga tidak membedakan asal negara pemegang jenis-jenis visa tersebut. Hal demikian dikonfirmasi oleh Kementerian Haji dan Umrah melalui postingan pada platform ‘X’ (dulu twitter) pada 24 April lalu.
“Pendatang dari mana saja dan dengan visa apa pun bisa menunaikan umrah dengan mudah dan nyaman,” tulis akun resmi tersebut seraya menambahkan bahwa ibadah umrah bisa diakses oleh pemegang semua visa, termasuk visa pribadi, keluarga, transit, tenaga kerja, dan e-visa.
Meski demikian, pemegang visa yang hendak melaksanakan ibadah umrah harus memperhatikan bahwa visa yang digunakan adalah visa asli dan terdaftar.
Hal ini seiring dengan baru baru ini ada banyak kasus dimana jemaah asal Indonesia yang hendak melaksanakan ibadah umrah dengan visa wisata dan kunjungan namun ditolak oleh imigrasi Arab Saudi. Ternyata setelah ditelusuri, visa tersebut palsu. Hal tersebut diungkapkan oleh Konjen Republik Indonesia di Jeddah, Arab Saudi, Yusron Ambary.
"Betul, disinyalir visanya palsu atau tidak terbaca sistem. Hingga hari ini sudah ada lebih dari 50 pemegang visa turis yang ditolak masuk," kata Yusron Senin (29/4).
Yusron berpesan kepada jemaah umrah untuk benar-benar memastikan keabsahan visa, baik visa umrah, wisata ataupun kunjungan.
"Message kepada masyarakat agar memastikan keabsahan jenis visa yang dimiliki sebelum keberangkatan," ucapnya.
Perbedaan visa umrah dan wisata, menurut Yusron, terletak pada sponsor. Visa umrah ada muassasah atau sponsor perusahaan yang ditunjuk oleh Kementerian Haji Arab Saudi sebagai penanggung jawab.
"Buat kami ini sangat membantu. Dalam beberapa kasus di mana travel umrah di Indonesia menelantarkan jemaahnya di Saudi, maka perusahaan sponsor itulah yang bertanggung jawab untuk memulangkan jemaah kembali ke Tanah Air. Alhamdulillah prosesnya sudah berjalan dengan baik dalam penanganan kasus jemaah telantar," paparnya.
Jenis Visa yang Ditolak Masuk oleh Imigrasi Saudi
KJRI Jeddah melalui laman instagramnya @indonesiainjeddah pada Senin (29/04) juga telah mengumumkan hal hal dan modus-modus yang menyebabkan tertolaknya jemaah pemegang visa turis untuk umrah oleh imigrasi Arab Saudi berdasarkan kasus-kasus yang terjadi baru-baru ini. Begini pernyataannya:
Jenis Jenis Penggunaan Visa Turis Oleh Jemaah Umrah Indonesia yang Berakibat Penolakan Masuk oleh Imigrasi Arab Saudi
Modus pertama, menghapus pernyataan kepemilikan izin tinggal atau visa GCC (Golf Cooperation Country) atau visa Schengen, US atau UK pada visa yang diserahkan kepada jamaah. Saat dilakukan scanning pada QR Code visa jamaah muncul tampilan asli visa dan memuat pernyataan pada poin 1 yang faktanya tidak dimiliki oleh jamaah
Modus Kedua, menghapus pernyataan kepemilikan izin tinggal atau visa GCC, Schengen, US, dan UK pada visa yang diserahkan kepada jamaah. Melakukan perubahan pada place of issued visa, melakukan perubahan pada QR code. Saat dilakukan scanning pada QR Code visa muncul link yang berisikan tampilan visa jamaah pada laman visa visa-mofa-gov-home.com laman ini diduga palsu dan sengaja dibuat untuk mengesankan visa adalah asli dengan bukti QR Code bisa terbaca. Penelusuran melalui situs resmi service.ksavisa.sa diketahui tampilan asli visa yang memuat pernyataan kepemilikan ijin tinggal seperti pada poin satu.
“Baru baru ini kami menerima banyak laporan tentang warga negara Indonesia jamaah umroh kita yang ditolak masuk di bandara internasional baik di Jeddah maupun di Madinah penyebabnya adalah penggunaan visa turis yang tidak sesuai ketentuan. Sehubungan dengan semakin dekatnya penyelenggaraan ibadah haji, pemerintah Arab Saudi memperketat penerbitan visa umrah” kata Misal Ariyanto, Staf Teknis Imigrasi KJRI Jeddah.
Ia menambahkan Saudi Arabia memberikan fasilitas visa turis untuk warga negara Indonesia yang memiliki izin tinggal resmi di negara-negara teluk atau yang memiliki visa dan izin tinggal di Eropa, di Amerika dan di Inggris. Diluar ketentuan itu pengguna visa turis untuk warga negara Indonesia ditolak masuk di Arab Saudi.
“Kami menghimbau kepada seluruh warga negara Indonesia yang akan melaksanakan ibadah Umrah untuk memperhatikan keabsahan dan persyaratan visa yang digunakan untuk memasuki Arab Saudi,” pungkas dia.